Senin, 20 April 2015

Pergi kehilangan sahabat atau bertahan menahan rasa sakit?

Hy blog, apa kabar? Baik bukan? Lama gak nulis yaa. Aku mau cerita nih tentang orang yang belum lama sih, tapi cukup membuat aku nyaman gitu. Dia adalah sahabatku, teman baik. Dia adalah sosok yang sederhana, begitupun juga aku. Hanyalah orang biasa yang masih numpang tinggal di rumah orang tua. Entah kenapa, mengapa jadi begini. Semenjak kejadian itu, semenjak aku untuk memutuskan mengungkapkan perasaan ini. Memang aku yang salah, mengartian sebuah perhatian. Aku kira dengan perhatian dia itu adalah rasa dia juga ke aku. Sampai -sampai aku lakukan apapun untuk dia. Rela lakukan apapun. Tapi ya gini hasilnya, bukan harapanku banget. Aku berharapnya dia orang yang bisa bikin aku bahagia, tapi apa, dia ornag yang bikin aku merasakan sakit hati. Dulu sih emang aku merasa sakit, iya sakit banget malah. Aku harus memendam rasa dengan orang yang sudah punya pacar. Aku harus berpura-pura untuk menahan rasa ini, sampai saat yang diharuskan untukku mengambil sebuah keputusan. Antara pergi, atau bertahan dengan rasa sakit. Aku bingung harus bagaimana, dia adalah sosok yang selama ini menjadikan aku nyaman. Tapi apa? Kenyamanan itu berujung dengan rasa sakit. Apalagi untuk sekarang ini, udah beberapa hari, bahkan minggu tidak berkomunikasi. Tapi kan masih aja tetep masih bisa melihat dia pasang foto profil di BBM, di Facebook, di Twitter. Atau dengan dia yang nulis status. Aku berharap dengan keadaan tidak berkomunikasi bisa mengurangi atau kalau bisa menghilangkan rasa sakit ini. Tetapi malah membuat semakin kena gitu. Harus gimana? Kalau curhatnya biasa juga sama dia. Kalau dia yang bikin sakit hati masa' iya curhat sama dia juga? Hah, kan aku juga udah memutuskan untuk pergi darinya, ya walaupun gak seratus persen udah pergi sih. Masih ada bayang-bayangnya juga kan ya. Yaudah akhirnya aku juga harus siap dengan keputusan itu.
For you :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar